Posted by : Unknown Selasa, 25 Februari 2014

Sepuluh Pemain Paling Loyal

Di masa modern seperti saat ini,  masa di mana materi mendominasi segala aspek kehidupan. Tak terkecuali di dunia olahraga, khususnya sepakbola, materi dalam arti kata uang berperan penting dalam perjalanan karir seorang pemain. Setiap bulan, bahkan setiap hari, kalau tidak berlebihan setiap jam selalu muncul berita terbaru tentang transfer pemain sepakbola. Hal ini berimbas pada mudahnya setiap pemain, terutama pemain bintang untuk berpindah dari satu klub ke klub lainnya. Dan ini tentu saja berimbas pada loyalitas pemain yang bersangkutan terhadap klub yang dibelanya. Di mana pada saat ini sangat sulit mencari seorang pemain sepakbola, khususnya pemain bintang yang benar – benar terhadap klub yang dibelanya, terutama ketika klub tersebut berada dalam kondisi sulit. Namun, dibalik itu semua ternyata masih ada sedikit pemain yang memiliki loyalitas tinggi terhadap klub yang dibelanya. Dan berikut ini sepuluh pemain sepakbola paling loyal terhadap klub yang dibelanya.


10. Pavel Nedved


Nedved bukanlah produk asli Juventus. Ia baru bergabung dengan Juventus pada musim 2001 – 2002. Sebelumnya, ia pernah mebela Sparta Prague dan SS Lazio. Saat masih berkostum Lazio ia merupakan pemain yang paling sering menjebol gawang Juve ketika kedua tim bertemu. Hal inilah yang menurut mantan Direktur Umum Juve, Luciano Moggi menjadi dasar pembelian Nedved, agar Nedved tak pernah membobol gawang Juventus lagi. Namun ketika telah berkostum Juventus, ia memberikan segalanya, memberikan gelar scudetto, Copa Italia, hingga babak final Liga Champions Eropa, meski saat itu Nedved tidak dapat bermain lantaran akumulasi kartu kuning, dan akhirnya Juventus pun harus takluk dari AC Milan. Di tahun 2006 loyalitas Nedved terhadap Juve benar – benar diuji. Juventus terkena kasus Calciopoli  yang memaksa klub tersebut harus turun ke Seri B. Banyak klub besar yang mencoba merayunya, namun Nedved bergeming. Ia lebih memilih bermain untuk membawa Juventus kembali ke Seri A, meski harus main di kasta ke dua.  Saat ia telah menyatakan pensiun pun, Inter Milan masih mencoba merayunya agar mau menunda masa pensiunya dan bermain untuk Inter. Namun sekali lagi Nedved membuktikan loyalitasnya. Ia menolak tawaran tersebut demi  menjaga perasaan para penggemarnya yang berada di Juventus.

9. Gianluca Pessoto

Ini adalah loyalitas paling gila yang pernah ditunjukan oleh seorang pemain. Akibat mendengar kabar Juventus yang terdegradasi, mantan pemain Juve ini melompat dari lantai tiga apartemennya.








8. Gianluigi Buffon

Siapa yang tidak kenal sosok yang satu ini. 8 kali menjadi kiper terbaik Seri A, meraih bola perak UEFA European Footballer of The Year di tahun 2006, tiga kali menjadi kiper terbaik dunia, kiper terbaik Piala Dunia 2006, masuk dalam FIFA 100, serta masih banyak lagi gelar – gelar individual yang pernah diraih oleh sosok yang satu ini. Ini belum ditambah dengan raihan gelar bersama klub – klub yang pernah dibelanya. Namun ada satu ironi dalam karir pemain ini, yaitu pada tahun 2006, seusai perhelatan Piala Dunia 2006 di Jerman, di mana saat itu ia berhasil membawa negaranya menjadi juara, klub yang dibelanya, Juventus, harus terdegradasi ke Seri B akibat skandal Calciopoli. Sontak, banyak klub besar yang mencoba merayunya, bahkan dengan penawaran nilai transfer yang fantastis. Namun, Buffon bergeming, ia menolak tawaran – tawaran tersebut dengan mengatakan “infin mencoba bermain di Seri B”. Meskipun kelihatannya sangat ironis, seorang kiper terbaik dunia, kiper utama juara dunia, dan kiper termahal dunia hanya bermain di kompetisis sekelas Seri B pada saat itu. Tapi, itulah loyalitas.

7. Raul Gonzalez Blanco

Raul adalah Pangeran Madrid. Hal ini seakan tak terbantahkan hingga beberapa waktu sebelum musim ini (2010 – 2011) dimulai. Kepindahannya ke Schalke 04 bukan didasari atas keinginannya, namun karena memang tak ada lagi tempat yang tersisa baginya di skuad Real Madrid besutan Jose Murinho pada musim ini. Banyak kesukseksan yang diraihnya bersama El Real, dan tak sedikit gelar yang diberikannya untuk klub ini, bahkan tiga gelar Liga Champions Eropa disumbangkannya, 220 gol dicetaknya untuk klub ini, dan yang paling penting ia adalah maskot klub ini. Banyak cobaan pernah dihadapinya bersama klub ini, mulai dari dicadangkan hingga nyaris dijual pada ke Chelsea. Namun semua itu tak pernah melunturkan kecintaannya pada El Real dan kecintaan fans El Real terhadapnya meski tak lagi berbaju Madrid.

6.Gabriel Batistuta
Meskipun patungnya dibakar saat kepindahannya ke AS Roma pada tahun 2000, namun kecintaan Batigol terhadap Fiorentina tak terbantahkan. Saat mencetak gol ke gawang Fiorentina, ia tidak melakukan selebrasi, bahkan ia menangis. Batigol merupakan pujaan tifosi La Viola, julukan Fiorentina, selama bermusim – musim. Bahkan, saat klub ini sempat terdegradasi ke Seri B pada tahun 1993 pun, ia tetap berseragam La Viola. Sampai – sampai, berkat kontribusi dan kesetiaannya terhadap klub ini para tifosi membuatkan sebuah patung dirinya yang pada akhirnya pun dibakar oleh tifosi tersebut saat ia pindah ke AS Roma pada tahun 2001. Kepindahannya pun bukan tanpa sebab, namun lebih disebabkan keinginan klub yang ingin mendapatkan dana segar akibat krisis keuangan yang sedang mendera Fiorentina pada saat itu.


5. Ole Gunnar Solksjaer

Banyak pemain yang bila bertahun – tahun menjadi cadangan maka ia akan meninggalkan klub tersebut dan pergi ke klub lain. Karena memang hampir tak ada pemain professional yang betah duduk di bangku cadangan. Namun hal ini tidakberlaku bagi Ole Gunnar Solksjaer dan justru menjadi kelebihan serta cirri khasnya. Meski lebih sering duduk di bangku cadangan, tak pernah sedikit pun terbesit keinginannya untuk meninggalkan klub ini sampai ia pensiun pada tahun 2007. Dan ia sering menjadi penyelamat tin ini pada saat – saat genting, meski baru dimasukan menjelang pertandingan berakhir. Contohnya saat final Liga Champions Eropa pada tahun 1999. Dan kesetiaannya terhadap MU berbuah penghormatan yang sangat besar terhadapnya dari fans maupun pemain MU lainnya sampai saat ini.

4. Alessandro Del Piero
Del Piero adalah pujaan tifosi  Bianconerri. Banyak gelar yang telah diberikannya kepada Juve. Tak kurang dari Liga Champions Eropa, Scudetto, Copa Italia, serta banyak gelar lainnya. Sejak bergabung dengan klub ini pada tahun 1993, balum pernah seklipun Del Piero pindah klub lain. Meski banyak klub yang pernah menawarnya. Bahkan ketika Juve harus terdegradasi ke Seri B pun ia merupaka salah satu orang pertama yang meyatakan keinginannya untuk tetap tinggal di Juventus.



3. Francesco Totti

Sudah banyak klub yang dibuat patah hati oleh Totti. Bahkan klub sekelas Real Madrid pun ditolaknya. Loyalitasnya kepada AS Roma memang patut diacungi jempol. Meski klub ini sdang berada dalam krisis keuangan, ia tetap setia berbaju merah, warna kebanggaan klub dari kota Roma ini. Bahkan ialah ispirator kebangkitan klub ini, saat ia absen permainan Roma sering terganggu, tak jarang Roma malah mengalami kekalahan. Bentuk kesetiaannya terhadap klub tak hanya dengan menampilkan permainan terbaik di atas lapangan, namun juga dengan tindakan di luar lapangan. Fabio Capelo dan Antonio Cassano merupakan dua orang yang pernah terkena mulut pedas Totti. Capelo disindir Totti tatkala berkhianat pindah ke Juventus dan Casano malah lebih parah, ditegurnya karena berkelakuan tidak baik yang dapat mengganggu stabilitas tim.



2. Paolo Maldini
Siapa yang berani menyangsikan loyalitas Paolo Maldini kepada AC Milan ? Saya rasa tak ada yang berani. 24 tahun hanya membela satu klub, mungkin hanya sedikit pemain yang bisa menandinginya. Banyak gelar bergengsi yang telah diberikannya kepada Milan. Dan memang tak perlu banyak dibahas lagi, hampir semua penggila sepak bola dunia tahu tentang kualitas dan loyalitas seorang Paolo Maldini. Salah satu legenda hidup sepakbola Italia dan Dunia.


1.Angelo Di Livio

Fiorentina bubar pada tahun 2002 dan berdirilah sebuah klub baru yang bernama Florentina Viola pada tahun yang sama. Pendirian klub ini dikarenakan merk dagang A.C Fiorentina telah disita oleh pengadilan akibat krisis keuangan yang melanda klub tersebut. Angelo Di Livio, salah satu pemain Fiorentina sekaligus salah satu pemain yang baru pulang dari Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang, tetap setia bermain di klub tersebut. Ia memilih tetap bertahan meski bukan lagi di Fiorentina melainkan jelmaan lain dari klub tersebut Flonrentina Viola. Sangat ironis karena ia hanya bermain di Seri C2, sangat tidak pantas bagi seorang pemain inti dari skuad Tin Nasional Italia, salah satu tim nasional yang dianggap terbaik di dunia. Selain itu, ia hanya menerima gaji kurang lebih 10% dari gaji yang sebelumnya ia terima. Sungguh – sungguh loyalitas yang luar biasa. Dan perjuangannya pun tidak sia – sia karena setahun kemudian nama Fiorentina ditebus kembali oleh seorang pengusaha dari kota Florence, Diego Della Vale. Fiorentina pun mendapat jatah langsung bermain di Seri B setelah terjadi kasus yang hampir serupa yaitu kebangkrutan beberapa klub yang mengharuskan klub – klub tersebut turun  kasta, dan Fiorentina mendapat jatah tersebut karena melihat sisi sejarah klub tersebut. Setahun kemudian Fiorentina berhasil promosi ke Seri A lagi. Dan semua ini tentu saja tak lepas dari peran seorang Angelo Di Livio. Seorang pemain dengan loyalitas teramat tinggi. Di Livio telah membuktikan bahwa uang bukanlah segalanya.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2025 All You Want Here - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -