- Back to Home »
- Legends
Setiap masa atau setiap sejarah dunia memiliki pemain pemain hebat,
namun yang bisa menjadi pemain hebat disepanjang sejarah hanya beberap[a
saja, pemain terbaik sepanjang masa diakui oleh pengamat bola, dan
daftar pemain pemain terbaik itu ada pada abad ini, dan kita masih terus
akan melihat aksinya, Kita menjadi saksi sejarah dari permainan hebat
mereka, Cristiano Ronaldo dan lionel Messi. Salah satu dari 9 pemain
terbaik sepanjang sejarah. atau sepanjang masa.
Berikut adalah 9 pemain sepak bola terbaik sepanjang masa ::
1. Pele
Brasil terkenal dengan talenta talenta muda nya dibidang sepakbola, tak
heran kalau legenda hidup sepak bola salah satunya ada di negri samba
ini. Pele. Dijuluki sebagai “Black Pearl”, telah mencetak 1280 gol
selama karirnya di sepakbola. kegesitannya dalam mendrible bola, diakui
kawan dan lawan, teknik yang hebat, dan insting mencetak gol yang tinggi
membuat Pele sebagai sosok yang menakutkan barisan lawan. dinobatkan
sebagai pemain terbaik sepanjang abad oleh IFFHS. Karena prestasinya
itu, termasuk membawa brazil juara dunia 3 kali.
2. Maradona
Argentina sangat mirip dengan inggris yang mengaku sebagai tempat
lahirnya sepakbola, sepak bola sudah seperti agama penduduk 2 negara
tersebut. tak heran jika salah satu legenda hidup lahir daris sini.
Memiliki tubuh yang pendek dan gempal bukan menjadi kekurangan, justru
disinilah kelebihan maradona. Karena struktur tubuhnya itulah yang
membuat Maradona memiliki kaki yang kuat dan low center of gravity. Gaya
bermainnya sangat strategis, Lincah dan kadang membuat lawan frustasi.
Gol gol indahnya diakui banyak orang, salah satu gol kontroversial
adalah gol ke gawang Inggris dan dikenal dengan “Hand of God.” Tidak
berhenti sampai di situ, ia pun melewati beberapa pemain Inggris untuk
mencatatkan namanya di papan skor. semenjak pensiun dari sepakbola Dunia
gelap menghampiri sang nabi sepak bola bagi argentina ini. Dia
terjerumus Narkoba. Walau akhirnya sedikit bisa lepas dari pengaruh
Obat. namun sifatnya yang tempramen membuat dia sering dimusuhi beberapa
media, tak heran juga dia menjadi musuh abadi Pele Ibarat persaingan
Ronaldo dengan Messi.
3. Lionel Messi
The Messiah Julukannya. Mungil kecil mirip Maradona, ada yang
mensejajarkannya dengan Maradona, tapi banyak juga yang menganggap Messi
jauh lebih hebat dari maradona. Bersama Barcelona messi sudah
mendapatkan segalanya. Hanya dia mandul di negaranya sendiri. itu yang
membedakannya dengan sang legenda hidup Maradona. Kini persiapan messi
dengan tim argentina menyambut piala dunia 2014 menjadi harapan besar
messi untuk menyamai prestasi sang legenda hidup si tangan tuhan.
4. Cristiano Ronaldo
Dunia Sepak bola saat ini seolah milik 2 orang hebat ini, Cristiano
Ronaldo dan Lionel Messi, hampir semua berita bola mengulas 2 sosok ini.
dan pemain lain ibarat pelengkap saja. persaingan kedua pemain hebat
ini dipuja oleh sekjen Fifa sep blater. dia menggambarkan sulitnya
memilih mana yang terbaik antara messi dengan cr 7. lalu memberikan
julukan Messi adalah seorang pesulap, sedang Ronaldo adalah sang
jendral. Itulah kenapa CR7 menjadi salah satu pemain terbaik Dunia.
5. Zinedine Zidane
Bintang francis dan juga real madrid ini diakui memiliki umpan terbaik
didunia, selain eksekutor bola mati yang tangguh, zidane adalah seorang
pengatur serangan yang tidak ada duanya, Di madrid dia mendapatkan yang
pantas baginya, juara dan piala dan juara lagi, sedang bersama negaranya
francis, zidane mempersembahkan Piala dunia untuk negaranya. kesuksesan
francis diakui karena peran dari pemain keturunan aljaizair ini.
6. Lev Yashin
Kiper yang masuk deretan kiper terbaik dunia sepanjang sejarah adalah
Lev Ivanovich Yashin. penjaga gawang terhebat yang pernah ada. dia
adalah seorang berkebangsaan uni soviet (sebelum terpecah) dan menjadi
penjaga gawang paling disegani di masa nya. Dia bermain 22 musim untuk
Dinamo Moskwa, satu-satunya klub yang pernah ia wakili, memenangkan lima
kejuaraan liga dan tiga kejuaraan cup. Dia memberi kontribusi luar
biasa dari permainannya dan mengilhami pengaturan standar sepak bola
modern untuk kiper. Selain terkenal sabagai atlet yang hebat karena
keberaniannya, ia merupakan salah satu kiper pertama yang memegang
komando seluruh area penalti dan melakukannya dengan keyakinan tak
tertandingi. Dia juga tampil mengesankan pada garis gawang dengan
refleks yang menakjubkan dan kelenturan yang membuatnya hampir sempurna.
Yang paling menonjol, ia menciptakan sikap umum menangkap bola,
menciptakan berbagai cara untuk menghalau bola dari meninju hingga
menendangnya jauh dari kotak penalti saat diperlukan. Yashin adalah
penjaga gawang pilihan pertama bagi Uni Soviet di era 1954-1967. Dalam
kariernya ia memenangkan 78 piala dan bermain di tiga Piala Dunia (World
Cup) 1958, 1962, dan 1966. Pada tahun 1956 ia adalah anggota tim
nasional Uni Soviet yang memenangkan olimpiade di Melbourne dan empat
tahun kemudian ia memenangkan kejuaraan Eropa. Salah satu momen paling
membanggakan dalam kariernya adalah ketika ia memenangkan penghargaan
European Player of the Year pada tahun 1963. Dia masih tetap menjadi
kiper hanya untuk memenangkan hadiah itu. Ia juga dikabarkan telah
menggagalkan lebih dari 150 tendangan penalti dalam karier yang panjang.
Pada tahun 1986 cedera lutut kaki kanannya yang semakin parah membuat
dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia
meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan. Kehebatan dari
Lev Yashin ini digambarkan seperti seorang pahlawan, sehingga sampai
saat ini belum ada yang disejajarkan dengannya.
7. Ronaldo
Walau akhir karirnya tragis karena cidera yang dialaminya, tapi semua
orang setuju dengan nama Ronaldo menjadi bagian dari 10 pemain sepak
bola terbaik sepanjang sejarah. Pergerakan pemain yang satu ini sangat
lincah dan cerdik, bola seperti menempel dengan kakinya, sehingga pemain
bertahan akan kesulitan untuk menghalau serangannya. Ronaldo terkenal
dengan dribble andalannya yaitu joga bonito. Bermodalkan dribble-nya
yang cepat dan akurat serta kemampuannya dalam finishing, membuat pemain
yang satu ini dijuluki sebagai “The Phenomenon” selain itu dia dijuliki
the golden Boy. Tim-tim besar Macam Barcelona, Inter Milan, Real
Madrid, dan AC Milan, sempat menjadi persinggahan Ronaldo. Gelar yang
diraih puntak terhitung. Selain itu, Ronaldo juga memberikan 2 piala
dunia bagi negaranya brasil. Ia juga melengkapi koleksi gelarnya sebagai
pemain yang mendapatkan 3 gelar pemain terbaik dari FIFA.
8. Ronaldinho
Ronaldo de Assis Moreira dijuliki juga “the magicman” adalah pemain
sepakbola terlengkap yang pernah dimiliki dunia. Ronalidhinho bisa
melakukan kontrol, dribble, passing, finishing, dan free kick dengan
sama baiknya. Gaya permainannya yang suka mempertontonkan “freestyle
soccer” selalu mengundang decak kagum. Seringkali pemain lawan dilewati
dengan menggunakan trik-trik yang fantastik. Bahkan pernah suatu kali,
penonton dari seteru abadi timnya, Real Madrid, melakukan standing
ovation kepada pemain satu ini, karena berhasil melewati beberapa pemain
sekaligus hingga mencetak gol akhirnya. Bukan sesuatu yang sering
dilakukan oleh penonton Real Madrid tentunya apalagi rivalitas kedua tim
sangat tajam. Walau akhirnya ronaldinho mandul di akhir karir, tapi
kehebatannya di masa jayanya tidak ada yang meragukan dan semua setuju
akan kehebatan komplit yang dimilikinya. Ronaldinho Memberikan gelar
prestie kepada klub nya barcelona. Barcelona menjadi juara la liga pada
periode 2003-2006, dan menjadikan klub tersebut juara Liga Champion.
Memang karirnya di timnas Brasil tidak segemilang di klubnya. Prestasi
pribadi pun diraihnya ketika dinobatkan dua kali sebagai pemain terbaik
oleh FIFA pada tahun 2004 dan 2005.
9. David Beckham
Beckham Menjadi pilihan terakhir dari pemain terbaik sepanjang sejarah
menurut penulis, sebagai pemain yang memiliki Tendangan bola mati yang
sangat akurat, Beckham seolah menjadi inspirasi buat banyak pemain untuk
menjadi algojo dalam setiap eksekusi bola bola mati, Beckham membuat
pengaruh besar pada dunia sepakbola dengan skill nya, sebelum muncul
beckham, tendangan bola mati hanyalah umpan biasa, walau ada beberapa
yang memang akurat menjadi gol, namun semenjak era beckham, Bola mati
adalah ancaman besar sebuah tendangan menciptakan Gol.
Ada beberapa pemain yang mungkin masuk kriteria untuk masuk dalam
deretan pemain terbaik sepanjang sejarah, tapi penulis menilainya dari
sisi skil, dan pengaruh sang pemain dimasa nya. Itulah 9 Pemain Sepak
Bola Terbaik Sepanjang Sejarah versi Berita sepak bola bolapojok.info
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.
- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.
- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.
- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf