Diberdayakan oleh Blogger.

Search

Injury

12 dari Cedera terparah pemain sepakbola sepanjang masa

Cedera seperti patah kaki atau apapun itu adalah sebuah resiko yang harus diterima dan dihadapi oleh para pemain sepakbola, ini adalah hal yang sudah biasa... berikut adalah 12 dari Cedera terparah pemain sepakbola sepanjang masa :


 1. Eduardo Da Silva








Selama pertandingan pada Februari 2008, saat bermain untuk Arsenal, Eduardo Da Silva menerima tekel mengerikan oleh bek Birmingham City Martin Taylor, yang langsung diberhentikan. Akibatnya, Da Silva mengalami tulang betis kiri patah dan dislokasi pergelangan kaki kirinya. Hampir setahun kemudian, ia kembali ke tim Arsenal pertama, setelah sembuh total.

ini videonya : http://www.youtube.com/share_popup?v=GRKXz7_KFHg

 

 

 2. David Busst







Selama pertandingan di Old Trafford pada April 1996, bek Coventry David Busst collissioned dengan bek Manchester United Denis Irwin. Akibatnya, Busst mendapat kakinya patah begitu parah sehingga tulang menembus kulit dan darahnya harus dibersihkan dari lapangan. Dia memiliki senyawa fraktur tibia dan fibula-Nya dan tidak pernah bisa bermain secara profesional lagi. Amerika kiper Peter Schmeichel, yang menyaksikan cedera, diperlukan konseling sesudahnya.

ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=byOKCMQpxKo

  

 

 3. Kieron Dyer





Kieron Dyer, salah satu cedera paling sial yang dialami pemain sepak bola modern, menderita patah kaki kanan di Bristol Rovers pada 29 Agustus 2007.



ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=r2y6I7Yy-pc

 

  4. Francesco Totti





 

Pada 19 Februari 2006, saat bermain di Kejuaraan Italia melawan Empoli FC, Francesco Totti mengalami cedera kaki serius, patah tulang betis kirinya dan memutus ligamen interkoneksi dengan maleolus. Dimalam yang sama ia dioperasi oleh dokter ahli bedah ortopedi terkenal Italia.

ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=RsPi0ImuQVo


 

 5. Jacob Olesen





Striker asal Denmark, Yakub Olesen mengalami dislokasi parah dari pergelangan kaki kiri dalam pertandingan Oktober 2006. Akibatnya, ia harus keluar selama 6 bulan.


 

6. Ewald Lienen





Ini cedera mengerikan di kaki kanan gelandang Jerman Ewald Lienen yang disebabkan oleh tekel dari bek Werder Bremen dalam pertandingan pada tahun 1981.

ini videonya:http://www.youtube.com/share_popup?v=KIWWYOqG_9s

 

 

 7. Henrik Larsson





Henri Larsson yang berhenti bermain sepakbola selama 8 bulan untuk sementara setelah mengalami cedera kaki pada tahun 1999. Ini cedera parah yang mengancam akan mengakhiri karirnya tapi setelah pemulihan ajaib ia kembali untuk Eurocup tahun 2000.

ini videonya:http://www.youtube.com/share_popup?v=N4llH2axuBQ

 

 

 8. Luciano Almeida





Pesepakbola asal brasil, Luciano Almeida mengalami cedera parah saat pertandingan antara Flamengo dan Botafogo pada tahun 2007. Dia keluar selama 5 bulan untuk sembuh total.


ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=q4eC5LvDrsM


 

  9. Inigo Diaz De Cerio





Pada tahun 2008 pesepak bola asal spanyol, Inigo Diaz de Cerio menderita cedera serius setelah bertabrakan dengan kiper Zigor Eibar SD, tibia dan fibula (tulang kering) patah. Setelah operasi sukses, ia memiliki pemulihan yang lambat tapi efektif, kembali ke adegan sepak bola hampir setahun setelah cedera.

ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=Jtgki_qXMFo

 

 

10. Luc Nilis






Setelah hanya 4 menit dari pertandingan liga utama, striker Belgia Luc Nilis menderita patah ganda dilutut ketika bertabrakan dengan kiper Ipswich Kota Richard Wright, pada September 2000. Karena cedera parah, ha harus pensiun dari sepak bola.


 

 11. Djibril Cisse






Gambar mengejutkan menunjukkan Cisse mengalami patah kaki mengerikan, setelah ditekel oleh pemain bertahan Shandong Luneng. Itu terjadi dalam pertandingan persahabatan internasional di Saint Etienne, Perancis pada 2006.

ini vedonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=EOtWg2-bx7w

 

 

  12. Edgar Andrade





Selama pertandingan antara Cruz Azul dan Tecos UAG pada bulan Juni 2007, pemain asal meksiko Edgar Andrade mengalami patah tulang yang dramatis dan memutar pergelangan kaki ketika mencoba untuk mendapatkan bola untuk timnya. Dia kembali ke lapangan setelah berbulan-bulan pemulihan.

ini videonya: http://www.youtube.com/share_popup?v=iNVzxHFds40

Loyality

Sepuluh Pemain Paling Loyal

Di masa modern seperti saat ini,  masa di mana materi mendominasi segala aspek kehidupan. Tak terkecuali di dunia olahraga, khususnya sepakbola, materi dalam arti kata uang berperan penting dalam perjalanan karir seorang pemain. Setiap bulan, bahkan setiap hari, kalau tidak berlebihan setiap jam selalu muncul berita terbaru tentang transfer pemain sepakbola. Hal ini berimbas pada mudahnya setiap pemain, terutama pemain bintang untuk berpindah dari satu klub ke klub lainnya. Dan ini tentu saja berimbas pada loyalitas pemain yang bersangkutan terhadap klub yang dibelanya. Di mana pada saat ini sangat sulit mencari seorang pemain sepakbola, khususnya pemain bintang yang benar – benar terhadap klub yang dibelanya, terutama ketika klub tersebut berada dalam kondisi sulit. Namun, dibalik itu semua ternyata masih ada sedikit pemain yang memiliki loyalitas tinggi terhadap klub yang dibelanya. Dan berikut ini sepuluh pemain sepakbola paling loyal terhadap klub yang dibelanya.


10. Pavel Nedved


Nedved bukanlah produk asli Juventus. Ia baru bergabung dengan Juventus pada musim 2001 – 2002. Sebelumnya, ia pernah mebela Sparta Prague dan SS Lazio. Saat masih berkostum Lazio ia merupakan pemain yang paling sering menjebol gawang Juve ketika kedua tim bertemu. Hal inilah yang menurut mantan Direktur Umum Juve, Luciano Moggi menjadi dasar pembelian Nedved, agar Nedved tak pernah membobol gawang Juventus lagi. Namun ketika telah berkostum Juventus, ia memberikan segalanya, memberikan gelar scudetto, Copa Italia, hingga babak final Liga Champions Eropa, meski saat itu Nedved tidak dapat bermain lantaran akumulasi kartu kuning, dan akhirnya Juventus pun harus takluk dari AC Milan. Di tahun 2006 loyalitas Nedved terhadap Juve benar – benar diuji. Juventus terkena kasus Calciopoli  yang memaksa klub tersebut harus turun ke Seri B. Banyak klub besar yang mencoba merayunya, namun Nedved bergeming. Ia lebih memilih bermain untuk membawa Juventus kembali ke Seri A, meski harus main di kasta ke dua.  Saat ia telah menyatakan pensiun pun, Inter Milan masih mencoba merayunya agar mau menunda masa pensiunya dan bermain untuk Inter. Namun sekali lagi Nedved membuktikan loyalitasnya. Ia menolak tawaran tersebut demi  menjaga perasaan para penggemarnya yang berada di Juventus.

9. Gianluca Pessoto

Ini adalah loyalitas paling gila yang pernah ditunjukan oleh seorang pemain. Akibat mendengar kabar Juventus yang terdegradasi, mantan pemain Juve ini melompat dari lantai tiga apartemennya.








8. Gianluigi Buffon

Siapa yang tidak kenal sosok yang satu ini. 8 kali menjadi kiper terbaik Seri A, meraih bola perak UEFA European Footballer of The Year di tahun 2006, tiga kali menjadi kiper terbaik dunia, kiper terbaik Piala Dunia 2006, masuk dalam FIFA 100, serta masih banyak lagi gelar – gelar individual yang pernah diraih oleh sosok yang satu ini. Ini belum ditambah dengan raihan gelar bersama klub – klub yang pernah dibelanya. Namun ada satu ironi dalam karir pemain ini, yaitu pada tahun 2006, seusai perhelatan Piala Dunia 2006 di Jerman, di mana saat itu ia berhasil membawa negaranya menjadi juara, klub yang dibelanya, Juventus, harus terdegradasi ke Seri B akibat skandal Calciopoli. Sontak, banyak klub besar yang mencoba merayunya, bahkan dengan penawaran nilai transfer yang fantastis. Namun, Buffon bergeming, ia menolak tawaran – tawaran tersebut dengan mengatakan “infin mencoba bermain di Seri B”. Meskipun kelihatannya sangat ironis, seorang kiper terbaik dunia, kiper utama juara dunia, dan kiper termahal dunia hanya bermain di kompetisis sekelas Seri B pada saat itu. Tapi, itulah loyalitas.

7. Raul Gonzalez Blanco

Raul adalah Pangeran Madrid. Hal ini seakan tak terbantahkan hingga beberapa waktu sebelum musim ini (2010 – 2011) dimulai. Kepindahannya ke Schalke 04 bukan didasari atas keinginannya, namun karena memang tak ada lagi tempat yang tersisa baginya di skuad Real Madrid besutan Jose Murinho pada musim ini. Banyak kesukseksan yang diraihnya bersama El Real, dan tak sedikit gelar yang diberikannya untuk klub ini, bahkan tiga gelar Liga Champions Eropa disumbangkannya, 220 gol dicetaknya untuk klub ini, dan yang paling penting ia adalah maskot klub ini. Banyak cobaan pernah dihadapinya bersama klub ini, mulai dari dicadangkan hingga nyaris dijual pada ke Chelsea. Namun semua itu tak pernah melunturkan kecintaannya pada El Real dan kecintaan fans El Real terhadapnya meski tak lagi berbaju Madrid.

6.Gabriel Batistuta
Meskipun patungnya dibakar saat kepindahannya ke AS Roma pada tahun 2000, namun kecintaan Batigol terhadap Fiorentina tak terbantahkan. Saat mencetak gol ke gawang Fiorentina, ia tidak melakukan selebrasi, bahkan ia menangis. Batigol merupakan pujaan tifosi La Viola, julukan Fiorentina, selama bermusim – musim. Bahkan, saat klub ini sempat terdegradasi ke Seri B pada tahun 1993 pun, ia tetap berseragam La Viola. Sampai – sampai, berkat kontribusi dan kesetiaannya terhadap klub ini para tifosi membuatkan sebuah patung dirinya yang pada akhirnya pun dibakar oleh tifosi tersebut saat ia pindah ke AS Roma pada tahun 2001. Kepindahannya pun bukan tanpa sebab, namun lebih disebabkan keinginan klub yang ingin mendapatkan dana segar akibat krisis keuangan yang sedang mendera Fiorentina pada saat itu.


5. Ole Gunnar Solksjaer

Banyak pemain yang bila bertahun – tahun menjadi cadangan maka ia akan meninggalkan klub tersebut dan pergi ke klub lain. Karena memang hampir tak ada pemain professional yang betah duduk di bangku cadangan. Namun hal ini tidakberlaku bagi Ole Gunnar Solksjaer dan justru menjadi kelebihan serta cirri khasnya. Meski lebih sering duduk di bangku cadangan, tak pernah sedikit pun terbesit keinginannya untuk meninggalkan klub ini sampai ia pensiun pada tahun 2007. Dan ia sering menjadi penyelamat tin ini pada saat – saat genting, meski baru dimasukan menjelang pertandingan berakhir. Contohnya saat final Liga Champions Eropa pada tahun 1999. Dan kesetiaannya terhadap MU berbuah penghormatan yang sangat besar terhadapnya dari fans maupun pemain MU lainnya sampai saat ini.

4. Alessandro Del Piero
Del Piero adalah pujaan tifosi  Bianconerri. Banyak gelar yang telah diberikannya kepada Juve. Tak kurang dari Liga Champions Eropa, Scudetto, Copa Italia, serta banyak gelar lainnya. Sejak bergabung dengan klub ini pada tahun 1993, balum pernah seklipun Del Piero pindah klub lain. Meski banyak klub yang pernah menawarnya. Bahkan ketika Juve harus terdegradasi ke Seri B pun ia merupaka salah satu orang pertama yang meyatakan keinginannya untuk tetap tinggal di Juventus.



3. Francesco Totti

Sudah banyak klub yang dibuat patah hati oleh Totti. Bahkan klub sekelas Real Madrid pun ditolaknya. Loyalitasnya kepada AS Roma memang patut diacungi jempol. Meski klub ini sdang berada dalam krisis keuangan, ia tetap setia berbaju merah, warna kebanggaan klub dari kota Roma ini. Bahkan ialah ispirator kebangkitan klub ini, saat ia absen permainan Roma sering terganggu, tak jarang Roma malah mengalami kekalahan. Bentuk kesetiaannya terhadap klub tak hanya dengan menampilkan permainan terbaik di atas lapangan, namun juga dengan tindakan di luar lapangan. Fabio Capelo dan Antonio Cassano merupakan dua orang yang pernah terkena mulut pedas Totti. Capelo disindir Totti tatkala berkhianat pindah ke Juventus dan Casano malah lebih parah, ditegurnya karena berkelakuan tidak baik yang dapat mengganggu stabilitas tim.



2. Paolo Maldini
Siapa yang berani menyangsikan loyalitas Paolo Maldini kepada AC Milan ? Saya rasa tak ada yang berani. 24 tahun hanya membela satu klub, mungkin hanya sedikit pemain yang bisa menandinginya. Banyak gelar bergengsi yang telah diberikannya kepada Milan. Dan memang tak perlu banyak dibahas lagi, hampir semua penggila sepak bola dunia tahu tentang kualitas dan loyalitas seorang Paolo Maldini. Salah satu legenda hidup sepakbola Italia dan Dunia.


1.Angelo Di Livio

Fiorentina bubar pada tahun 2002 dan berdirilah sebuah klub baru yang bernama Florentina Viola pada tahun yang sama. Pendirian klub ini dikarenakan merk dagang A.C Fiorentina telah disita oleh pengadilan akibat krisis keuangan yang melanda klub tersebut. Angelo Di Livio, salah satu pemain Fiorentina sekaligus salah satu pemain yang baru pulang dari Piala Dunia 2002 di Korea dan Jepang, tetap setia bermain di klub tersebut. Ia memilih tetap bertahan meski bukan lagi di Fiorentina melainkan jelmaan lain dari klub tersebut Flonrentina Viola. Sangat ironis karena ia hanya bermain di Seri C2, sangat tidak pantas bagi seorang pemain inti dari skuad Tin Nasional Italia, salah satu tim nasional yang dianggap terbaik di dunia. Selain itu, ia hanya menerima gaji kurang lebih 10% dari gaji yang sebelumnya ia terima. Sungguh – sungguh loyalitas yang luar biasa. Dan perjuangannya pun tidak sia – sia karena setahun kemudian nama Fiorentina ditebus kembali oleh seorang pengusaha dari kota Florence, Diego Della Vale. Fiorentina pun mendapat jatah langsung bermain di Seri B setelah terjadi kasus yang hampir serupa yaitu kebangkrutan beberapa klub yang mengharuskan klub – klub tersebut turun  kasta, dan Fiorentina mendapat jatah tersebut karena melihat sisi sejarah klub tersebut. Setahun kemudian Fiorentina berhasil promosi ke Seri A lagi. Dan semua ini tentu saja tak lepas dari peran seorang Angelo Di Livio. Seorang pemain dengan loyalitas teramat tinggi. Di Livio telah membuktikan bahwa uang bukanlah segalanya.

Freak and Funny

Dunia sepakbola semakin hari semakin semarak. Banyak kejadian-kejadian unik dan tidak pernah disangka-sangka yang terjadi di berbagai negara.

1. Italia: Alessandro Del Piero dipuji setelah ikut menyadarkan seorang gadis berusia 12 tahun dari koma. Gadis yang juga penggemar Juventus ini terbangun setelah mendengar pesan pribadi Del Piero.

2. Argentina : Pemerintah Argentina memberi nama baru pada musim sepakbola menjadi Crucero General Belgrano Primera Division pada 2012, 30 tahun setelah kapal tersebut tenggelam dalam konflik Kepulauan Malvinas.

3. Turki: Para suporter Karsiyaka menghina para fans Goztepe dengan poster yang memperlihatkan QR Code, yang jika dipindai dengan smartphone akan membawa mereka ke situs yang menghina mereka para fans Goztepe. Kreatif sekaligus gila.

QR Code fans Karsiyaka
QR Code ejekan yang diusung suporter Karsiyaka

4. Ghana: Pelatih timnas Ghana mengatakan bahwa Ghana gagal menjadi juara Piala Afrika tahun lalu karena "mentalitas para pemain untuk menggunakan 'kekuatan hitam' telah merusak diri mereka sendiri. Alasan yang sungguh mengada-ada.

5. Amerika Serikat: Menyusul penjualan beberapa pemain kunci, pelatih Philadelphia Union, Peter Nowak, meminta para fans untuk tidak menyumpahinya di twitter dengan mengatakan, "sudah melewati batas..putri saya membacanya". Kasihan sekali.

6. Meksiko : Setelah timnya mendapat penalti dari dropball wasit, bos Estudiantes U-20, Mauricio Gallaga, memerintahkan Gustavo Mendez yang menjadi eksekutor untuk tidak mencetak gol.

7. Brazil: Ada-ada saja. Leandro, pemain belakang klub divisi dua, Caldense, absen selama 2 pekan  tak bisa mengikuti latihan pramusim dan laga ujicoba karena masalah cegukan.

8. Trinidad & Tobago: Para pemain timnas veteran Piala Dunia 2006 menyita perlengkapan kantor seperti komputer dan meja dari federasi sepakbola mereka sebagai efek dari kisruh soal pembayaran bonus.

9. Norwegia: Pemain Valerenga, Marcus Pedersen terlibat masalah karena melakukan selebrasi gol dengan gaya oral sex ke arah pendukung tim lawan dan dianggap meneriakkan kata "Gays!".

Selebrasi Oral Sex Marcus Pedersen
Marcus Pedersen berselebrasi oral sex

Benar-benar pemain bodoh.

10. Serbia: Mendengar tiupan peluit diantara kebisingan dalam laga Europa League, kiper Rapid Vienna, Lukas Konigshofer, melepas bola yang kemudian dimanfaatkan oleh pemain Vojvodina menjadi gol kemenangan. Tragisnya..

11. Italia: Pemain Palermo, Nicolas Bertolo, ditahan karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Bukan karena mencoba kabur dari polisi, tetapi karena ia membuka baju dan menantang berkelahi.

12. Brasil: Dengan banyaknya aksi saling pukul dan tendangan, maka tak heran jika laga Votuporanguense vs Fernandopolis di ajang kejuaraan regional Sao Paulo, menghasilkan 12 kartu merah!

13.Rumania: Kiper muda Steaua Bucharest, Stefan Ciuculescu, menolak tawaran untuk menjadi komedian di televisi lewat ucapannya yang diwakilkan oleh pemilik klub yang suka bertindak kontroversial, Gigi Becali.

14. Iran: Kevin Prince Boateng boleh saja menendang bola ke arah penonton yang rasis, namun seorang pemain di Iran melakukannya lebih baik; memanjat pagar tinggi dan membungkap mulut suporter yang ribut mencemooh.
15. Kuwait: Kiper klub Al Sulaibikhat sukses merayu wasit untuk menunda sejenak pertandingan sehingga ia bisa meninggalkan lapangan dan pergi ke toilet untuk BAB (sebelum akhirnya kalah 5-1). Konyol sekali.

16. Thailand: Klub Belanda, PSV Eindhoven bermain dalam laga yang tak biasa saat mereka tur tengah musim ke Asia pada Januari lalu, yaitu bertanding dengan para narapidana di Penjara Klong Prem Central Prison.

PSV Vs Napi Thailand
Jetro Willems (kiri, PSV) sesaat sebelum bertanding melawan para napi Thailand

17. Belanda: Tali sepatu striker Roda JC, Sanherib Malki tak sengaja menjerat kaki pemain ADO Den Haag hingga sang lawan terjatuh. Malki langsung dikartu merah oleh wasit. Betapa sialnya si Malki.

18. Belanda : Pemain klub FC Emmen, Jeffrey De Visscher (sebelumnya bermain di Liga Skotlandia bersama Aberdeen) kontraknya diputus oleh klubnya gara-gara dia ketahuan mabuk dan buang air besar di pinggir jalan. Ups!
Jeffrey de Visscher
Jeffrey De Visscher

Legends

Setiap masa atau setiap sejarah dunia memiliki pemain pemain hebat, namun yang bisa menjadi pemain hebat disepanjang sejarah hanya beberap[a saja, pemain terbaik sepanjang masa diakui oleh pengamat bola, dan daftar pemain pemain terbaik itu ada pada abad ini, dan kita masih terus akan melihat aksinya, Kita menjadi saksi sejarah dari permainan hebat mereka, Cristiano Ronaldo dan lionel Messi. Salah satu dari 9 pemain terbaik sepanjang sejarah. atau sepanjang masa.
Berikut adalah 9 pemain sepak bola terbaik sepanjang masa ::


1. Pele
Foto pele
Brasil terkenal dengan talenta talenta muda nya dibidang sepakbola, tak heran kalau legenda hidup sepak bola salah satunya ada di negri samba ini. Pele. Dijuluki sebagai “Black Pearl”, telah mencetak 1280 gol selama karirnya di sepakbola. kegesitannya dalam mendrible bola, diakui kawan dan lawan, teknik yang hebat, dan insting mencetak gol yang tinggi membuat Pele sebagai sosok yang menakutkan barisan lawan. dinobatkan sebagai pemain terbaik sepanjang abad oleh IFFHS. Karena prestasinya itu, termasuk membawa brazil juara dunia 3 kali.

2. Maradona
Foto Maradona
Argentina sangat mirip dengan inggris yang mengaku sebagai tempat lahirnya sepakbola, sepak bola sudah seperti agama penduduk 2 negara tersebut. tak heran jika salah satu legenda hidup lahir daris sini. Memiliki tubuh yang pendek dan gempal bukan menjadi kekurangan, justru disinilah kelebihan maradona. Karena struktur tubuhnya itulah yang membuat Maradona memiliki kaki yang kuat dan low center of gravity. Gaya bermainnya sangat strategis, Lincah dan kadang membuat lawan frustasi. Gol gol indahnya diakui banyak orang, salah satu gol kontroversial adalah gol ke gawang Inggris dan dikenal dengan “Hand of God.” Tidak berhenti sampai di situ, ia pun melewati beberapa pemain Inggris untuk mencatatkan namanya di papan skor. semenjak pensiun dari sepakbola Dunia gelap menghampiri sang nabi sepak bola bagi argentina ini. Dia terjerumus Narkoba. Walau akhirnya sedikit bisa lepas dari pengaruh Obat. namun sifatnya yang tempramen membuat dia sering dimusuhi beberapa media, tak heran juga dia menjadi musuh abadi Pele Ibarat persaingan Ronaldo dengan Messi.

3. Lionel Messi
Foto messi
The Messiah Julukannya. Mungil kecil mirip Maradona, ada yang mensejajarkannya dengan Maradona, tapi banyak juga yang menganggap Messi jauh lebih hebat dari maradona. Bersama Barcelona messi sudah mendapatkan segalanya. Hanya dia mandul di negaranya sendiri. itu yang membedakannya dengan sang legenda hidup Maradona. Kini persiapan messi dengan tim argentina menyambut piala dunia 2014 menjadi harapan besar messi untuk menyamai prestasi sang legenda hidup si tangan tuhan.

4. Cristiano Ronaldo
Foto Cristiano Ronaldo
Dunia Sepak bola saat ini seolah milik 2 orang hebat ini, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, hampir semua berita bola mengulas 2 sosok ini. dan pemain lain ibarat pelengkap saja. persaingan kedua pemain hebat ini dipuja oleh sekjen Fifa sep blater. dia menggambarkan sulitnya memilih mana yang terbaik antara messi dengan cr 7. lalu memberikan julukan Messi adalah seorang pesulap, sedang Ronaldo adalah sang jendral. Itulah kenapa CR7 menjadi salah satu pemain terbaik Dunia.

5. Zinedine Zidane
Foto zinedine zidane
Bintang francis dan juga real madrid ini diakui memiliki umpan terbaik didunia, selain eksekutor bola mati yang tangguh, zidane adalah seorang pengatur serangan yang tidak ada duanya, Di madrid dia mendapatkan yang pantas baginya, juara dan piala dan juara lagi, sedang bersama negaranya francis, zidane mempersembahkan Piala dunia untuk negaranya. kesuksesan francis diakui karena peran dari pemain keturunan aljaizair ini.

6. Lev Yashin
Foto Lev Yashin
Kiper yang masuk deretan kiper terbaik dunia sepanjang sejarah adalah Lev Ivanovich Yashin. penjaga gawang terhebat yang pernah ada. dia adalah seorang berkebangsaan uni soviet (sebelum terpecah) dan menjadi penjaga gawang paling disegani di masa nya. Dia bermain 22 musim untuk Dinamo Moskwa, satu-satunya klub yang pernah ia wakili, memenangkan lima kejuaraan liga dan tiga kejuaraan cup. Dia memberi kontribusi luar biasa dari permainannya dan mengilhami pengaturan standar sepak bola modern untuk kiper. Selain terkenal sabagai atlet yang hebat karena keberaniannya, ia merupakan salah satu kiper pertama yang memegang komando seluruh area penalti dan melakukannya dengan keyakinan tak tertandingi. Dia juga tampil mengesankan pada garis gawang dengan refleks yang menakjubkan dan kelenturan yang membuatnya hampir sempurna. Yang paling menonjol, ia menciptakan sikap umum menangkap bola, menciptakan berbagai cara untuk menghalau bola dari meninju hingga menendangnya jauh dari kotak penalti saat diperlukan. Yashin adalah penjaga gawang pilihan pertama bagi Uni Soviet di era 1954-1967. Dalam kariernya ia memenangkan 78 piala dan bermain di tiga Piala Dunia (World Cup) 1958, 1962, dan 1966. Pada tahun 1956 ia adalah anggota tim nasional Uni Soviet yang memenangkan olimpiade di Melbourne dan empat tahun kemudian ia memenangkan kejuaraan Eropa. Salah satu momen paling membanggakan dalam kariernya adalah ketika ia memenangkan penghargaan European Player of the Year pada tahun 1963. Dia masih tetap menjadi kiper hanya untuk memenangkan hadiah itu. Ia juga dikabarkan telah menggagalkan lebih dari 150 tendangan penalti dalam karier yang panjang. Pada tahun 1986 cedera lutut kaki kanannya yang semakin parah membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan. Kehebatan dari Lev Yashin ini digambarkan seperti seorang pahlawan, sehingga sampai saat ini belum ada yang disejajarkan dengannya.

7. Ronaldo
Foto Ronaldo
Walau akhir karirnya tragis karena cidera yang dialaminya, tapi semua orang setuju dengan nama Ronaldo menjadi bagian dari 10 pemain sepak bola terbaik sepanjang sejarah. Pergerakan pemain yang satu ini sangat lincah dan cerdik, bola seperti menempel dengan kakinya, sehingga pemain bertahan akan kesulitan untuk menghalau serangannya. Ronaldo terkenal dengan dribble andalannya yaitu joga bonito. Bermodalkan dribble-nya yang cepat dan akurat serta kemampuannya dalam finishing, membuat pemain yang satu ini dijuluki sebagai “The Phenomenon” selain itu dia dijuliki the golden Boy. Tim-tim besar Macam Barcelona, Inter Milan, Real Madrid, dan AC Milan, sempat menjadi persinggahan Ronaldo. Gelar yang diraih puntak terhitung. Selain itu, Ronaldo juga memberikan 2 piala dunia bagi negaranya brasil. Ia juga melengkapi koleksi gelarnya sebagai pemain yang mendapatkan 3 gelar pemain terbaik dari FIFA.

8. Ronaldinho
Foto Ronaldinho
Ronaldo de Assis Moreira dijuliki juga “the magicman” adalah pemain sepakbola terlengkap yang pernah dimiliki dunia. Ronalidhinho bisa melakukan kontrol, dribble, passing, finishing, dan free kick dengan sama baiknya. Gaya permainannya yang suka mempertontonkan “freestyle soccer” selalu mengundang decak kagum. Seringkali pemain lawan dilewati dengan menggunakan trik-trik yang fantastik. Bahkan pernah suatu kali, penonton dari seteru abadi timnya, Real Madrid, melakukan standing ovation kepada pemain satu ini, karena berhasil melewati beberapa pemain sekaligus hingga mencetak gol akhirnya. Bukan sesuatu yang sering dilakukan oleh penonton Real Madrid tentunya apalagi rivalitas kedua tim sangat tajam. Walau akhirnya ronaldinho mandul di akhir karir, tapi kehebatannya di masa jayanya tidak ada yang meragukan dan semua setuju akan kehebatan komplit yang dimilikinya. Ronaldinho Memberikan gelar prestie kepada klub nya barcelona. Barcelona menjadi juara la liga pada periode 2003-2006, dan menjadikan klub tersebut juara Liga Champion. Memang karirnya di timnas Brasil tidak segemilang di klubnya. Prestasi pribadi pun diraihnya ketika dinobatkan dua kali sebagai pemain terbaik oleh FIFA pada tahun 2004 dan 2005.

9. David Beckham
David Beckham
Beckham Menjadi pilihan terakhir dari pemain terbaik sepanjang sejarah menurut penulis, sebagai pemain yang memiliki Tendangan bola mati yang sangat akurat, Beckham seolah menjadi inspirasi buat banyak pemain untuk menjadi algojo dalam setiap eksekusi bola bola mati, Beckham membuat pengaruh besar pada dunia sepakbola dengan skill nya, sebelum muncul beckham, tendangan bola mati hanyalah umpan biasa, walau ada beberapa yang memang akurat menjadi gol, namun semenjak era beckham, Bola mati adalah ancaman besar sebuah tendangan menciptakan Gol.
Ada beberapa pemain yang mungkin masuk kriteria untuk masuk dalam deretan pemain terbaik sepanjang sejarah, tapi penulis menilainya dari sisi skil, dan pengaruh sang pemain dimasa nya. Itulah 9 Pemain Sepak Bola Terbaik Sepanjang Sejarah versi Berita sepak bola bolapojok.info
Turnamen Piala Dunia selalu memunculkan pemain-pemain hebat, tapi tidak semua pemain hebat tersebut dapat menjadi legenda. Berikut ini adalah sepuluh pemain hebat yang pantas disebut sebagai legenda sepakbola dan akan terus dikenang sepanjang masa.
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.

- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf
Turnamen Piala Dunia selalu memunculkan pemain-pemain hebat, tapi tidak semua pemain hebat tersebut dapat menjadi legenda. Berikut ini adalah sepuluh pemain hebat yang pantas disebut sebagai legenda sepakbola dan akan terus dikenang sepanjang masa.
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.

- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf
Turnamen Piala Dunia selalu memunculkan pemain-pemain hebat, tapi tidak semua pemain hebat tersebut dapat menjadi legenda. Berikut ini adalah sepuluh pemain hebat yang pantas disebut sebagai legenda sepakbola dan akan terus dikenang sepanjang masa.
1. Pele (Brasil)
Pele pertama kali muncul di Piala Dunia pada tahun 1958 sebagai pemain muda berumur 17 tahun. Dia mencetak gol pertamanya di Piala Dunia ketika bermain melawan Wales di perempat-final, pertandingan keduanya di Piala Dunia. Saat usianya baru menginjak 17 tahun 239 hari, Pele dinobatkan sebagai pencetak gol termuda dalam sejarah Piala Dunia. Kehebatan Pele semakin terlihat ketika mencetak hattrick di pertandingan semi final melawan Prancis. Sampai sekarang, Piala Dunia 1958 di Swedia dikenang sebagai awal karier sang legenda. Tak berlebihan rasanya jika FIFA sampai menjulukinya sebagai King of Football.
Pernah mencetak delapan gol dalam satu pertandingan pada tahun 1964, Pele juga mencatatkan diri sebagai pemain yang pernah enam kali mencetak lima gol dalam satu pertandingan, 30 kali quattrick, dan tak kurang dari 92 kali hattrick. Sepanjang kariernya, Pele membukukan 1.281 gol dalam 1.363 pertandingan.
2. Diego Armando Maradona (Argentina)
Rasanya tak ada satupun pemain sepakbola selain Maradona yang dipuja layaknya Tuhan. Bagi sebagian besar orang, Maradona merupakan pemain terhebat sepanjang masa dan bukannya Pele, yang mendapatkan gelar tersebut secara resmi oleh FIFA.
Walaupun hidupnya dipenuhi kontroversi, mulai dari gol Tangan Tuhan, kecanduan alkohol dan penggunaan obat-obatan terlarang, hingga akhirnya harus diusir dari Piala Dunia 1994, Maradona selalu dipuja oleh penggemarnya.
Piala Dunia Meksiko 1986 merupakan momen terbaiknya dengan beberapa momen yang tak mungkin terlupakan. Momen terbaiknya tentu saja ketika Maradona mendribel bola dari tengah lapangan melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya mencetak sebuah gol yang kelak disebut sebagai gol terbaik sepanjang masa.
Gol yang dicetak ketika melawan Inggris di perempat final Piala Dunia 1986 tersebut begitu indah, dan momen itu adalah yang terbaik dalam kariernya yang membuatnya dianggap Tuhan oleh sebagian orang Argentina yang mendirikan Gereja Maradona.
Semua orang akan selalu mengingat kata-kata yang diucapkan sambil menangis oleh komentator Victor Hugo Morales ketika terjadi gol terindah sepanjang masa itu, “Gracias, Dios. Por el futbol, por Maradona, por estas lagrimas.. (Terima kasih Tuhan, untuk sepakbola, untuk Maradona, dan untuk airmata ini..)”
3. Franz Beckenbauer (Jerman)
Dalam sejarah, hanya ada dua orang yang berhasil meraih gelar Piala Dunia sebagai pemain maupun pelatih, yaitu Mario Zagallo dan Franz Beckenbauer. Beckenbauer yang dijuluki Der Kaizer atau sang Kaisar lebih melegenda karena dia dianggap sebagai pemain belakang terbaik dalam sejarah ketika menjadi pemain.
Beckenbauer sukses memimpin Jerman Barat menjadi juara Piala Dunia 1974, hanya tiga tahun setelah dipilih sebagai kapten tim. Di Piala Dunia terakhirnya ini pula Beckenbauer tercatat sebagai kapten pertama yang mengangkat Piala Dunia dengan desain yang terbaru, menggantikan piala Jules Rimet yang dimiliki secara permanen oleh Brasil pada 1970.
Pada Piala Dunia 1990 di Italia, Beckenbauer kembali mengangkat Piala Dunia, kali ini sebagai pelatih timnas Jerman. Sebelumnya di Piala Dunia 1986, Beckenbauer juga sukses membawa Jerman ke final hingga akhirnya dikalahkan oleh Argentina dengan sang ikonnya, Diego Maradona. Rasanya prestasi sang legenda akan sulit diulang oleh orang Jerman manapun, entah sampai kapan.
4. Johan Cruyff (Belanda)
Jika ada pertanyaan siapakah legenda terbesar Belanda di Piala Dunia, jawaban yang paling tepat tentu bukan Marco van Basten atau Ruud Gullit, tetapi Johan Cruyff. Cruyff memang tidak pernah membawa Belanda menjuarai satu turnamen pun sepanjang kariernya. Kesuksesan terbesarnya hanya membawa timnya menjadi runner-up Piala Dunia 1974, satu-satunya Piala Dunia sepanjang kariernya.
Namun, kehadirannya di turnamen itu dan kesuksesannya memimpin Belanda ke tempat tertinggi dalam sejarah keikutsertaan mereka di Piala Dunia dengan permainan total football yang sangat dahsyat itu membuat sosok Cruyff rasanya layak disandingkan dengan legenda-legenda seperti Pele, Diego Maradona, dan Franz Beckenbauer.
Visinya yang luar biasa dan kreatifitasnya sebagai playmaker tim Oranje membawa Cruyff menjadi salah satu pemain terbesar Piala Dunia. Total Football, permainan menyerang yang sangat indah yang diusung Belanda di 1974 itu memang yang membantunya melegenda hingga saat ini. Dia adalah legenda terbesar Belanda sampai saat ini, dan total football yang dipimpinnya tak akan pernah terlupakan.
5. Michel Platini (Prancis)
Tahukah Anda, Prancis gagal tampil di dua Piala Dunia berturut-turut, yaitu 1970 dan 1974? Ya, tim ayam jago ini memang selalu gagal lolos ke babak final Piala Dunia sejak 1966, hingga akhirnya seorang Michel Platini yang mengenakan nomor punggung 10 dan berperan sebagai playmaker di timnas Perancis membawa negaranya kembali lolos ke Piala Dunia pada tahun 1978.
Platini pula yang membawa Prancis meraih prestasi cukup membanggakan di dua Piala Dunia selanjutnya, yaitu Piala Dunia 1982 dan Piala Dunia 1986. Dengan kemampuannya membaca permainan, teknik tinggi, dan ketajamannya di depan gawang lawan, Platini membawa Perancis meraih posisi keempat Piala Dunia 1982 dan peringkat ketiga Piala Dunia 1986.
Sejak kehadiran Platini pula Prancis diperhitungkan sebagai salah satu tim berbahaya di daratan Eropa, apalagi setelah keberhasilannya membawa Perancis menjadi juara Eropa pada tahun 1984. Walaupun Platini tidak berhasil mengangkat gelar Piala Dunia sepanjang kariernya, namun Platini tetap dianggap sebagai salah satu pemain legendaris Piala Dunia.
6. Ferenc Puskas (Hungaria)
Ferenc Puskas adalah pemain terbaik yang pernah dimiliki Hungaria, sang penguasa sepak bola dunia pada awal 1950-an. Tim yang saat itu berjuluk “Magical Magyars” ini adalah salah satu tim terbaik yang pernah ada di dunia, namun sayangnya tak pernah menjuarai Piala Dunia.
Satu-satunya Piala Dunia yang diikuti Puskas bersama Hungaria adalah Piala Dunia 1954 di Swiss. Pada saat itu, Hungaria adalah salah satu tim favorit juara. Kekuatan utama Hungaria pada saat itu adalah lini depannya yang menakutkan, terutama sang bintang Ferenc Puskas.
Walaupun tubuhnya pendek kekar dan kurang kuat di udara, catatan golnya bersama tim nasional benar-benar luar biasa, 83 gol dari 84 penampilan.
Pada Piala Dunia 1954 itu, Hungaria berhasil mencapai final dan menantang Jerman yang pada penyisihan dikalahkan 8-3. Hampir semua orang yakin Hungaria akan menang mudah pada partai final ini. Namun, pada kenyataannya mereka harus menerima kekalahan 3-2 walaupun telah unggul dua gol terlebih dahulu di awal pertandingan.
Puskas yang pada pertandingan itu belum 100 persen fit karena cedera berhasil mencetak satu gol. Walaupun harus menelan kegagalan besar itu, Hungaria harus bangga karena Puskas diakui sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Piala Dunia.
7. Ronaldo (Brasil)
Inilah striker terbaik yang dimiliki Brasil dalam dua dekade terakhir. Ronaldo Luis Nazario de Lima atau yang biasa disebut Ronaldo adalah pemegang rekor pencetak gol terbanyak di Piala Dunia hingga saat ini.
Pertama kali muncul di Piala Dunia 1994 sebagai seorang anak muda berumur 17 tahun, Ronaldo mencapai puncak kejayaannya di Piala Dunia pada tahun 2002 ketika Brasil sukses menjadi juara dunia untuk kali kelima. Ronaldo menjadi bintang turnamen, mencatatkan delapan gol untuk mendapatkan sepatu emas yang merupakan simbol pencetak gol terbanyak.
Ronaldo mencatatkan namanya dalam sejarah Piala Dunia ketika mencetak satu gol di pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 2006 Brasil melawan Ghana. Gol tersebut merupakan gol ke-15 Ronaldo di Piala Dunia, memecahkan rekor 14 gol Gerd Mueller yang telah bertahan selama lebih dari tiga dekade.
Selain itu, dirinya tercatat sebagai pemain ke 20 yang mampu mencetak gol di tiga kesempatan Piala Dunia, dan pemain kedua setelah Juergen Klinsmann yang mampu mencetak minimal tiga gol dalam masing-masing Piala Dunia di tiga kesempatan. Tak salah jika orang menjulukinya sebagai sang Fenomena.
8. Lothar Matthaeus (Jerman)
Lothar Matthaeus adalah pemegang rekor penampilan terbanyak di Piala Dunia, yakni 25 pertandingan dalam lima Piala Dunia berturut-turut. Dia adalah satu-satunya pemain, selain kiper Mexico Antonio Carbajal, yang mampu bermain di lima Piala Dunia sepanjang kariernya.
Walaupun perannya tidak terlalu terasa di Piala Dunia 1982, Matthaus menjadi pemain penting bagi Jerman di Piala Dunia 1986. Beckenbauer yang saat itu menjadi pelatih mempercayakan satu posisi di lini tengah Jerman diisi oleh Matthaeus, yang saat itu bahu-membahu bersama Felix Magath di posisi tersebut.
Jerman berhasil dibawanya melaju ke final sebelum akhirnya dihancurkan Argentina 3-2. Mengecewakan memang, tetapi itulah awal kesuksesan besar Matthaeus. Menjadi kapten sejak tahun 1987, Matthaeus sukses membawa Jerman menjadi juara di Piala Dunia 1990.
Sukses Jerman ini tak lepas dari peran sentral Matthaeus di lini tengah, dan hasilnya Matthaeus diganjar berbagai penghargaan individual, seperti Pemain Terbaik Jerman 1990, Pemain Terbaik Eropa 1990, dan Pemain Terbaik Dunia 1990. Satu tahun kemudian, dia menjadi pemain pertama yang meraih FIFA World Player.
9. Eusebio (Portugal)
Jauh sebelum era Luis Figo apalagi Cristiano Ronaldo, Portugal memiliki seorang legenda bernama Eusebio. Kelebihan pemain yang berjuluk Black Panther ini adalah akselerasi dan dribelnya yang seperti kucing, ditambah lagi dengan kemampuannya dalam menembak bola ke gawang.
Terlahir di Mozambik, Eusebio dapat disebut sebagai pemain terhebat yang pernah dimiliki Portugal sampai saat ini berkat penampilan gemilangnya di Piala Dunia 1966. Eusebio membawa Portugal meraih posisi ketiga di akhir turnamen sekaligus mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terbanyak turnamen tersebut, sehingga berhak membawa pulang sepatu emas. Berkat sembilan gol yang dicetaknya sepanjang Piala Dunia 1966 itu pula membuatnya mendapatkan gelar pemain terbaik di turnamen tersebut.
Momen terbaiknya tentu saja terjadi di pertandingan melawan Korea Utara di babak perempat-final. Tertinggal tiga gol terlebih dahulu, Portugal akhirnya bangkit lewat empat gol yang dicetak Eusebio hingga akhirnya mampu menang 5-3 di akhir pertandingan.
“Piala Dunia 1966 merupakan titik tertinggi dalam karier saya. Kami mungkin kalah di semi final, namun sepakbola Portugal adalah pemenang besar,” ujar sang legenda.
10. Bobby Charlton (Inggris)
Bobby Charlton adalah ksatria sejati Inggris. Mungkin jika Charlton tidak pernah ada, Inggris juga tidak akan pernah menjuarai satupun turnamen internasional. Ya, gelar Piala Dunia 1966 yang diraih Inggris memang tidak lepas dari peran penting Bobby Charlton di lini depan.
Dengan tinggi hanya 173 cm, Charlton sangat mengandalkan kecepatannya untuk memimpin penyerangan Inggris di Piala Dunia 1966. Tidak hanya mampu mendistribusikan bola dengan luar biasa, Bobby Charlton juga memiliki insting mencetak gol yang luar biasa. Rekor 49 gol dalam 105 penampilan bersama Inggris masih menjadi rekor gol terbanyak dalam sejarah Inggris, yang bahkan tidak mampu disamai oleh Gary Lineker sekalipun.
Charlton berpartisipasi di empat Piala Dunia. Walaupun tidak diturunkan sama sekali di Piala Dunia 1958, Bobby Charlton menjadi tumpuan timnas Inggris di tiga Piala Dunia selanjutnya. Puncaknya tentu saja ketika Charlton membawa Inggris menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1966. Saat itu Charlton berumur 28 tahun, umur emas bagi seorang pesepakbola.
Di final melawan Jerman, Charlton harus bertarung melawan Beckenbauer muda, yang akhirnya harus mengakui kehebatan Sir Bobby. “Inggris mampu mengalahkan kami di 1966 karena Charlton hanya sedikit lebih baik daripada saya pada saat itu,” puji Sang Kaisar.

- See more at: http://mediaonlinenews.com/dunia/10-legenda-sepak-bola-dunia#sthash.jFqKPPUf.dpuf

- Copyright © All You Want Here - Skyblue - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -